Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara akan Dibangun oleh Presiden Joko Widodo

Jokowi Menanam Mangrove dan Tinjau Vaksinasi di Kalimantan Utara 

Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menuju ekonomi hijau atau green economy menurut Presiden Joko Widodo. Untuk menuju ke titik tersebut, strategi yang matang harus segera disusun dari sekarang menurutnya. Hal ini semakin penting karena para negara maju tidak lagi menerima barang-barang yang diproduksi menggunakan energi kotor pada tahun 2030.

Dikutip dari Fortune Indonesia: Media Bisnis dan Ekonomi, Presiden Indonesia, Joko Widodo berkata dalam sebuah sambutan kunci acara Kompas 100 CEO Forum yang disiarkan secara virtual, “Oleh sebab itu, nanti bulan depan kita akan memulai membangun green industrial park di Kalimantan Utara yang energinya dari green energy dari Sungai Kayan.”

Di Kalimantan Utara, telah disiapkan lahan seluas 20 ribu hingga 30 ribu hektare oleh pihak pemerintah. Menurut Jokowi, kawasan industri hijau tersebut nantinya akan disokong oleh energi yang ramah lingkungan, khususnya dari tenaga air.

Beliau mengatakan bahwa Indonesia memiliki sekitar lebih 4.400 sungai besar yang tersebar di seluruh wilayah kita. Dari Sungai Kayan yang ada di Kalimantan Utara, diperkirakan bisa dihasilkan tenaga listrik sekitar 11 ribu hingga 13 ribu megawatt.

“Kita bicara baru satu sungai, Sungai Kayan. Sungai Mambramo itu bisa kira-kira bisa 24 ribu megawatt. Ini baru dua sungai. Kalau 4.440 sungai ini dilarikan ke hydro power, kita bisa bayangkan baru yang namanya hydro power,” ucap beliau.

Tak hanya disokong oleh sumber tenaga air saja, kawasan industri hijau ini nantinya juga akan didukung oleh pembangkit tenaga panas bumi. Lalu, ada juga potensi energi baru terbarukan (EBT) yang bisa dimaksimalkan, misalnya angin dan arus bawah laut.

Beliau menekankan bahwa hal ini harus bisa dikembangkan sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Akan tetapi, beliau menyebut bahwa Indonesia tidak akan bisa mengembangkan hal tersebut sendiran. Sebabnya adalah dana investasi yang sangat besar akan dibutuhkan untuk pengembangan tersebut.

Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo sendiri tidak menyebutkan secara rinci berapa total invertasi yang diperlukan untuk hal tersebut. “Kekuatan ini yang ingin kita siapkan dan nanti di bulan depan ini kita mulai lagi tadi green industrial park,” tuturnya.

Pemerintah daerah setempat sendiri saat ini masih melakukan pembangunan infrastruktur berupa jalan menuju lokasi yang sedang dibangun. Namun, fasilitas apa saja yang akan ada di area industri hijau tersebut masih belum dijelaskan maupun diungkap secara rinci.

Di lain hal, Bapak Joko Widodo mengklaim bahwa para investor sebenarnya sudah mulai melirik proyek kawasan ini. Peluang investasi di kawasan tersebut rupanya juga sudah mulai ditawarkan dari pihak pemerintah sendiri. “Ini sudah ngantre, yang ngantre pengen masuk karena apa? energinya hijau,” ucap beliau.

 

Strategi penurunan emisi karbon

Pembangunan kawasan industri hijau ini ternyata juga termasuk dari strategi pemerintah dalam memenuhi target penurunan emisi karbon sesuai komitmen perubahan iklim yang telah dinyatakan oleh Indonesia melalui Perjanjian Paris. Indonesia memiliki komitmen untuk bisa menurunkan emisi karbon hingga 29 persen pada tahun 2030 nanti.

Akan tetapi, jika ada dukungan dari pihak luar atau internasional, emisi karbon bisa ditargetkan mengalami penurunan hingga 40 persen pada tahun 2030. Sementara itu, pada tahun 2060 ditargetkan bahwa Indonesia telah mencapai nol persen pada emisi karbon.

 

Ternyata, sudah ada delapan kawasan industri baru di luar pulau Jawa yang telah dibangun dan beroperasi semenjak pemerintahan Presiden Joko Widodo. Jumlah ini juga masih belum termasuk kawasan industri lain yang sedang direncanakan atau bahkan sedang ada di tahap kontruksi.