Harga minyak mentah berjangka AS untuk kontrak Mei anjlok hingga di bawah US$ 0 terhadap penutupan perdagangan . Penurunan selanjutnya merupakan yang terendah untuk pertama kalinya dalam sejarah bersamaan dengan rendahnya permohonan dan pasokan yang menumpuk akibat pandemi corona.
Harga minyak menutup perdagangan dengan minus US$ 37,63 per barel sebab para pedagang putus asa supaya wajib membayar customer demi mengurangi pasokan minyak yang sudah tak bisa lagi ditampung. Tak hanya itu, minyak mentah Brent yang merupakan patokan internasional termasuk merosot, walau tak setajam minyak WTI sebab lebih banyak penyimpanan ada di semua dunia.
Kontrak minyak WTI AS Mei turun US$ 55,90, atau 306%, dengan diskon US$ 37,63 per barel sesudah menyentuh titik terendah selama masa US$ 40,32 per barel dengan flow meter. Brent turun US$ 2,51 per barel atau 9%, jadi US$ 25,57 per barel. Harga minyak AS diperdagangkan di wilayah negatif untuk pertama kalinya, sebab miliaran orang di semua dunia kini tinggal di rumah untuk memperlambat penyebaran virus corona. Sehingga permohonan fisik untuk minyak mentah sudah berkurang dan mengakibatkan stok minyak world pun melimpah.
Para pedagang lalu menjajakan minyak untuk kontrak berjangka Mei yang berakhir terhadap Senin kemarin dengan diskon. Namun, untuk harga minyak dengan WTI untuk kontrak Juni tetap selalu berada tingkat yang jauh lebih tinggi yaitu US$ 20,43 per barel. “Biasanya ini bakal jadi motivasi bagi ekonomi di semua dunia, untuk tambahan 2% dari PDB. Anda tidak memandang penghematan sebab tidak ada yang menghabiskan bahan bakar,” kata Mitra di hedge fund Again Capital LLC di New York, John Kilduff.
Louise Dickson, analis pasar minyak di Rystad Energy termasuk mengatakan, diskon harga atau kebangkrutan saat ini bisa lebih murah untuk beberapa operator, daripada membayar puluhan dolar untuk menyingkirkan kelebihan memproses minyak. Pasalnya, daerah penyulingan dan pemprosesan minyak lebih sedikit, tak bisa menampung ratusan juta barel minyak yang diproduksi di semua dunia. Pedagang bahkan banyak yang sudah menyewa kapal hanya untuk berlabuh dan mengisinya dengan minyak berlebih. Tercatat ada 160 juta barel minyak tersimpan di kapal tanker di semua dunia.
Stok minyak mentah AS di Cushing naik 9% dalam sepekan hingga 17 April, supaya keseluruhan kurang lebih 61 juta barel, kata analis pasar, mengutip laporan Senin dari Genscape. Jarak pada kontrak Mei dan Juni terhadap satu titik melebar ke US$ 60,76, yang terlebar dalam sejarah untuk dua kontrak bulanan terdekat.
“Tempat penyimpanan benar-benar penuh untuk spekulan untuk belanja kontrak ini, dan penyuling terjadi terhadap tingkat rendah sebab belum ada pesanan selalu di di beberapa besar negara,” kata Analis di Price Futures Group di Chicago, Phil Flynn. Dia bahkan menyebut tak ada banyak harapan bahwa harga minyak bakal lagi normal dalam 24 jam.
Harga sudah tertekan selama berminggu-minggu bersamaan wabah Covid-19. Sementara Arab Saudi, Rusia dan negar produsen lainnya sudah berusaha menekan pasokan untuk lagi menaikkan harga.
Arab Saudi dan Rusia setuju memotong pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd), tapi itu tidak bakal dengan cepat mengurangi kelebihan pasokan global. Arab Saudi sedang perhitungkan untuk menerapkan pemotongan minyak sesegera mungkin, daripada terasa dari Mei, seorang wartawan Wall Street Journal menjelaskan di Twitter, mengutip sumber.
Harga minyak Brent sudah anjlok kurang lebih 60% sejak awal tahun ini, kala harga minyak mentah AS turun kurang lebih 130% ke level di bawah biaya impas. Hal ini mengakibatkan penghentian pengeboran dan pemotongan belanja yang drastis.